Sabil Lillah, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Musik di negara Arab memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi kuno dan pengaruh dari berbagai kebudayaan melintasi wilayah ini. Musik Irak, yang juga dikenal sebagai musik Mesopotamia, mencakup musik dari sejumlah kelompok etnis dan genre musik, secara etnis ini mencakup Arab mesopatamia, Asiria, Kurdi dan musik Turkmenistan. Terlepas dari musik tradisonal masyarakat ini, musik Irak juga mencakup gaya musik kontemporer seperti pop, rock, soul, dan urban kontemporer. Irak dikenal terutama dengan tiga instrument utamanya: Oud, Santur, Irak, dan Joza. Tradisi bermain Oud di Irak sudah mejadi sekolah tersendiri dan menjadi acuan.
Oud merupakan alat musik gesek tanpa fret tipe kecapi leher pendek, berbentuk buah pir, biasanya dengan 11 senar yang dikelompokan dalam enam rangkaian, meskipun beberapa model memiliki lima atau tujuh rangkaian, dengan masing-masing 10-13 senar. Oud sangat mirip kecapi jenis lainya, banyak wilayah lain juga mengembangakan versi mereka sendiri seperti di Arab, Turki, dan lainya.
Sejarah Kecapi di Mesopotamia
Pada tahun 1929, para arkelog yang dipimpin oleh arkelog inggris Leonard Woolley, menemukan kecapi tertua kedua di dunia saat menggali pemakaman kerajaan Ur antara tahun 1922 dan 1934. Mereka menemukan tiga potongan kecapi dan satu kecapi di Ur yang terletak di Mesopotamia Kuno, Irak modern dengan usia lebih dari 4.500 tahun. Dekorasi pada kecapi merupakan contoh bagus seni istana Mesoptamia pada periode tersebut.
Baca juga: Malam Henna di Pedesaan Mesir: Sebuah Perayaan Cinta dan Persahabatan (Albayaanaat.com)
Musik Klasik di Irak
Musik klasik Irak memerlukan diskusi tentang lingkungan sosial, serta referensi puisi. Puisi selalu disajikan dengan jelas, dan puisi yang dinyanyikan dianggap sebagai terbaik diantara semuanya. Di Bagdad dari tahun 760 hingga 1260, para penulis menolak notasi musik. Musiknya bersifat melodis modal dan bergerak dalam gerakan bertahap dengan nada berulang. Penggunaan rentang melodi bagian bawah merupakan ciri khasnya, begitu pula penggunaan keheningan; seseorang mendengarkan melalui keheningan. Mengikuti irama, penyanyi naik ke rentang nada berikutnya, dengan bentuk lingkungan terlihat, dan pekerjaan berakhir dalam mode aslinya.
Para penyanyi istana Bagdad dipuji karena keunggulan mereka dalam komposisi, pengetahuan mereka tentang sejarah dan lagu, serta ornamen dan inovasi mereka. Ada dukungan untuk penyanyi dan orator wanita, seperti Arib, seorang penyair terampil, kaligrafer, lutenis, komposer, dan pemain backgammon yang menulis lebih dari seribu lagu. Instrumen yang umum sebanding dengan popularitas piano atau biola di Barat adalah Oud. Musik klasik Irak dapat dikenali berdasarkan genre/kanon dan cara pertunjukannya.
Secara historis, musik dimainkan untuk pertemuan laki-laki. Dengan munculnya industri rekaman suara, banyak hal telah berubah. Saat ini seseorang mengundang musisi untuk tampil di pesta pernikahan; pada kuartal pertama abad ini, konser diadakan di tempat konser.
Musik Irak di Era Modern
Sejarah dimulai dengan berdirinya radio Irak pada tahun 1939 oleh dua pemain dan komposer terkemuka di irak, Saleh dan Daoud al-Kuwaity, dengan ansambel kecuali pemain perkusi. Klub malam di Bagdad juga menampilkan hampir seluruhnya musisi Yahudi. Di klub malam ini, Ansambel terdiri dari Oud, Qanun dan dua pemain perkusi, sedangkan format yang sama dengan Ney dan Cello digunakan di radio.
Salah satu alasan dominasi instrumentalis Yahudi pada awal abad ke-20 dalam musik Irak adalah sekolah terkemuka untuk anak-anak Yahudi tunanetra, yang didirikan pada akhir 1920-an oleh Qanunji (pemain Qanun) besar Joseph Hawthorne (Yusef Za'arur).
Penyanyi paling terkenal pada tahun 1930-an hingga 1940-an mungkin adalah Salima Pasha. Rasa hormat dan pemujaan terhadap Pasha merupakan hal yang tidak biasa pada saat itu, karena penampilan publik oleh perempuan dianggap memalukan, dan sebagian besar penyanyi perempuan direkrut dari rumah bordil.
Banyak instrumentalis dan penyanyi dari pertengahan dan akhir abad kedua puluh dilatih di Konservatorium Bagdad. Dalam beberapa tahun terakhir, aliran pemain Oud Irak menjadi sangat menonjol, dengan pemain seperti Salman Shukur dan Munir Bashir mengembangkan gaya permainan yang sangat halus dan menggabungkan unsur-unsur Arab kuno dengan pengaruh Anatolia yang lebih baru.
Musik klasik Irak, seperti music klasik dari berbagai budaya lainny, cenderung lebih terikat pada tradisi dan sering menggunakan instrument-instrumen tradisional seperti Oud, Tabla, dan Ney. Sementara itu, musik modern Irak mencakup pengaruh internasional yang menggabungkan unsur dari genre seperti Pop, Rock, dan Elektronik berinstrumen modern untuk hasil penciptaan suara lebih kontemporer.
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naskah. Terima kasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan