Oleh: KHN
Tiga puluh detik waktu berhenti
Angan yang terkubur mati kini bangkit kembali
Memberiku kesempatan untuk menggali yang dulu pernah kumiliki
Aku tersungkur dalam gundukan do'a
Berharap belas kasih Sang Rabb agar lautan cinta bisa kuarungi
Derai air mata terhujam di kerasnya hati ini
Tanpa ampun menodongkan kenangan yang tak bisa kuhindari
Aku tak bisa lari
Permadani hati membawaku pergi
Menyusuri indahnya masa mendatang jika kubersamamu nanti
Aku kaku, pikiranku membeku
Hal yang mustahil terjadi ketika kenyataan dulu aku yang mengakhiri
Dalam benak terjadi badai yang memorak-porandakan susunan harapan
Aku menangisi diri sendiri
Terpojok dalam sakitnya batin yang belum bisa terobati
Sayup terdengar deburan ombak
Membuatku tersadar bahwa semua ini hanya ingatan lama
Aku berusaha mengeja
Agar luka yang kuterima menjadi bahagia yang seutuhnya
Moh. Milhan Rafli Khansya, Asal: engkau bahagia, IG: milkhansya, Pesan: "Bagi yang sering tersakiti, silahkan mampir ke akun Instagram saya. Ada banyak luka yang terukir disana, mungkin cerita kita sama."
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan