Sebuah rindu di musim kemarau
Berperan di antara jalan menuju sawah
Sunyi menulis namamu dengan sisa lumpur sungai
Saat embun masih riang di dedaunan
Kembali kubaca namamu
Selepas gerimis turun di bulan Agustus
Namun, cuaca terlalu kuat menahan suaraku
Hingga tak ada cara yang paling sejati
Kecuali berteriak dalam hati
Aku mendengar
Jerit peluh petani di ladang
Dengan berat daun tembakau
Menyulam bayangan jadi hirau
Tidakkah semua akan berakhir
Hilir yang bercampur siur di tubuh takdir
Mengantarkan isyarat angin pada laut
Lantaran rinduku padamu tak mungkin surut
J. Akid Lampacak, Lahir di Sumenep 03 Mei 2000. Mahasiswa Jurusan Teknolagi Informasi IST Annuqayah. Ketua Komunitas Laskar Pena Lubangsa Utara. Pengamat Litrasi Di Sanggar Becak Sumenep. Buku puisi tunggalnya bertajuk Lampang,2021.
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan