Tuhan, dengarkanlah, akan kuceritakan perjalananku semalam.
Aku
pembohong.
Kataku,
Kau Maha Besar, tapi angkuhku tegak, tentang keagungan seakan aku lebih berhak.
Aku
adalah pembohong.
Kurasa
aku sungguh memuarakan semua 'karena' pada-Mu, tapi seringkali aku tumbuh
bangga bersama sanjungan selain-Mu.
Aku
sungguh bohong.
Dengan
manis aku berkata 'hanya pada-Mu' sekedar merayu demi inginku, lalu hanya
kuambil punyaku tanpa menoleh kepada-Mu.
Bagaimana
aku bukan pembohong?
Masih
bangga kubawa tawa dalam batin pada ucapku pada-Mu 'ampuni aku'
Bukankah
benar aku pembohong?
Berapa kali mulutku bicara 'tunjukkanlah'? Nyatanya selalu aku peduli dengan dalihku sendiri.
Tapi Tuhan, diujung salamku, tersimpuh lemas dan berdesirlah aku. Tersadar, kebohonganku sungguh amat terbatas dalam kasih-Mu yang luas.
***
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan