Albayaanaat.com - Surat al Muzzammil merupakan salah satu surat yang penamaannya diambil dari ayat pertama yang berbunyi يايها المزمل (yā ayyuhal-muzzammil) yang berarti orang yang berselimut. Surat al-Muzzammil terdiri dari dua puluh ayat yang tergolong surat Makiyah, kecuali ayat 10, 11, dan 12. Menurut naratologi dalam buku Semiotika Teori dan Aplikasi yang dikarang oleh Bermawy Munthe, al-Qur'an merupakan objek seni yang indah yang mengandung banyak makna di dalamnya. Hal ini juga terlihat dalam surat al-Muzzammil yang jika kita telisik lebih jauh akan menemukan sistem makna yang membentuk sebuah informasi dan pengetahuan bagi manusia.
Pengetahuan didapatkan melalui hasil pengkajian secara mendalam, memosisikan al-Qur'an sebagai karya sastra merupakan cara berpikir para intelektual untuk menggali informasi sedetail mungkin dan komprehensif dengan tidak melepaskan nilai-nilai spiritualitas yang terkandung di dalamnya. Proses pengkajian awal dalam karya sastra adalah mengidentifikasi unsur internal dengan menggunakan beberapa teori, salah satunya teori Strukturalisme Robert Stanton. Dalam teorinya, Robert Stanton memerinci unsur internal dalam sebuah karya menjadi tema atau amanat, fakta cerita dan sarana cerita.
Baca Juga
Berdasarkan identifikasi unsur internal, tema, atau amanat yang diusung dalam surat al Muzzammil adalah sistem interaksi, baik interaksi secara vertikal maupun horizontal. Dalam interaksi vertikal, Allah berinteraksi dengan tokoh Muhammad melalui panggilan kasih sayang, seperti yang nampak pada ayat pertama يايها المزمل) yā ayyuhal-muzzammil). Al-Muzzammil bukan hanya mengacu kepada sosok Muhammad, melainkan sebagai perumpamaan (adatu al-tasybih) bagi siapa saja yang ingin menerobos kepungan kebodohan (al-zulumat) untuk mendapatkan cahaya (al-nur).
Salam pembuka
dalam ayat pertama dilanjutkan dengan perintah sekaligus informasi bagi sang
tokoh al-Muzzammil dalam strategi melawan musuh sebagaimana yang disampaikan pada ayat ke dua ) قم اليل
الا قليلاqumil-laila illā qalīlā). Bangun tengah malam bukan hanya menjadi cara ampuh untuk lebih dekat
dengan Sang Pencipta melainkan juga mampu meningkatkan mental spiritual untuk
menghadapi tantangan dakwah yang lebih sulit. Allah juga memerintahkan tokoh
Muzzammil untuk membaca al-Qur'an secara
tartil sebagaimana yang disampaikan pada ayat ke empat او زد عليه و رتل القران ترتيلا (au zid 'alaihi wa rattilil-qur`āna tartīlā). Selain itu, dalam ayat ke delapan واذكر اسم ربك و تبتل اليه تبتيلا (ważkurisma rabbika wa tabattal ilaihi tabtīlā), Allah memberikan informasi sekaligus
memerintahkan kepada tokoh al-Muzzammil untuk selalu meminta perlindungan hanya
kepada Allah dengan selalu bertasbih, bertahmid, dan bertakbir.
Baca Juga
Dari beberapa ayat yang telah disampaikan terlihat sistem interaksi
vertikal yang dilakukan Allah kepada al-Muzzammil yang di dalamnya mengandung
amanat dan informasi strategi dalam berdakwah. Secara implisit, Allah
menyampaikam bahwa sebelum menghadapi musuh kita harus terlebih dahulu
membekali diri secara mental spiritual dan memohon petunjuk hanya kepada Allah.
Selain itu, sistem interaksi horizontal dalam surat al-Muzzammil bisa
dilihat dalam ayat ke sepuluhواصبر على ما يقولون وهجر هم جهرا جميلا (waṣbir 'alā mā yaqụlụna wahjur-hum hajran
jamīlā) yang menerangkan bahwa tokoh al Muzzammil harus berlapang dada atas
apa yang diucapkan kaum kafir dan tidak perlu merasa khawatir atas apa yang
mereka lakukan karena Allah yang akan bertindak terhadap hamba-Nya yang
melampaui batas, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat ke sebelas ان لديينا انكالا و جحيما (inna ladainā angkālaw wa jaḥīmā).
Baca Juga
Allah juga menyarankan untuk memberikan penangguhan kepada kaum kafir
dengan harapan mereka mau memperbaiki diri. Tidak hanya memberikan nasihat
kepada al-Muzzammil, Allah juga memberikan contoh interaksi horizontal dengan
menghadirkan tokoh Fir'aun yang durhaka kepada ajaran yang dibawa oleh utusan
Allah sebagaimana yang telah disebutkan dalam ayat 15 dan 16.
Penjelasan di
atas merupakan sebuah bukti bahwa dalam surat al-Muzzammil memiliki tema sistem
interaksi yang dapat dijadikan pembelajaran sekaligus media untuk meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah Swt.[]
Tim redaksi al-Bayaanaat menerima naskah tulisan berupa, opini, kajian bahasa dan sastra, cerpen, puisi, dan resensi buku. Tema bebas, disesuaikan dengan karakter albayaanaat.com sebagai media mahasiswa cendekia bernafaskan bahasa, sastra, dan budaya yang dapat dibaca oleh semua kalangan. Silahkan kirim karya tulis kalian ke email redaksi albayaanat.uinsuka@gmail.com dengan melampirkan biodata diri serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk syarat dan ketentuan pengiriman naskah, silahkan klik kirim naksah. Terimakasih.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan