Judul : Hari-hari
Allah
Penulis :
Syaikh Hanafi al-Mahlawi
Penerbit : Pustaka
al-Kautsar
Jumlah halaman : 436 halaman
Penerjemah : Yasir Maqosid, Lc
Cetakan : Pertama,
September 2013
ISBN : 978-979-592-642-9
Hari-hari Allah adalah
hari-hari yang yang diciptakan Allah Swt sejak penciptaan bumi dan langit
hingga hari kiamat nanti. Apa yang ada di dunia ini,
termasuk hari-harinya dengan segala rangkaian
sejarah, peristiwa, kejadian adalah milik Allah Swt. Di antara hari-hari itu ada beberapa
hari yang patut kita ingat karena
di dalamnya terdapat banyak hikmah yang terkandung, misalnya hari hijrah nabi
Muhammad Saw, Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya. Alqur’an dan hadits juga melukiskan sejarah umat terdahulu
dengan hari-hari mereka yang menuturkan pesan-pesan kehidupan. Di antara mereka ada
yang dilaknat dan diazab dikarenakan mereka tidak taat
kepada allah
dan rasulnya. Ada pula di antara mereka yang beriman sehingga Al-qur’an mengabdikan mereka sebagai umat yang akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah Swt dan akan
selamat di akhirat dengan meraih keridhoan
dari Allah Swt.Akan tetapi, di antara hari-hari itu ada
beberapa hari yang patut kita ambil
hikmah dan peringati sebagaimana firman Allah Swt :
Artinya:
ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. ( Q.S, Ibrahim:5).
Pesan
ini mengisyaratkan kepada umat islam untuk memperingati hari-hari allah bukan hanya
sekedar merayakannya. Karena tidak semua
perayaan menanamkan pesan-pesan hidup, beda halnya
dengan peringatan hari-hari tertentu yang mengukir makna-makna perjuangan hidup. Jadi, inti dari setiap
peringatan hari-hari tertentu adalah kejadian-kejadian sejarahnya, bukan sekedar memperingati
harinya saja, tanpa menggali hikmah-hikmahnya.Tapi, memperingati
harinya dan mengambil pelajaran yang berharga dari peristiwa-peristiwa
di hari-hari tertentu dan juga hikmahnya.Kemudian
kita praktikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Hari-hari
secara mutlak sebagaimana diketahui oleh manusia, khususnya
hari-hari ketika manusia diciptakan, ketika manusia hidup di muka bumi
ini dimulai dari waktu malam
kemudian waktu siang hari, ataupun
sebaliknya dimulai dari siang hari
kemudian malam hari hari.Sebab, tidak ada satu
orangpun di antara kita sampai saat
ini yang mampu menentukan mana sebenarnya hari yang terlebih dahulu diciptakan, siang ataukah malam.Apakah matahari diciptakan terlebih dahulu ataukah bulan?Meskipun ada sebagian pendapat
dari ulama fiqh dan ulama
tafsir mengatakan bahwa yang terlebih dahulu diciptakan oleh Allah SWT adalah malam hari. Yang mana ulama-ulama tersebut berpegang teguh terhadap pendapatnya ini, karena mereka memiliki
dalil dan alasan untuk menetapkan
kebeneran pendapatnya tentang malam terlebih
dahulu diciptakan.
Dengan
terus bergulirnya waktu malam hari
dan siang hari, maka terbentuklah
hari-hari, kemudian terbentuklah minggu-minggu yang merupakan kumpulan dari hari-hari yang jumlahnya ada tujuh.Selanjutnya,
terbentuklah bulan yang merupakan kumpulan dari minggu-minggu yang jumlahnya berbeda-beda tergantung perbedaan perputaran bumi pada bulan.Dari jumlah hari, minggu,
bulan, terbentuklah tahun atau kurun,
sebagaimana yang disebutkan
dalam Al-qur’an.
Berikut ini adalah hari-hari
Allah yang berurutan sebagaimana
dijelaskan didalam
Al-Qur’an dan Hadits sebagai berikut: Hari ketika penciptaan
langit dan bumi, yaitu hari
jum’at. Pada hari itu Allah
menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga. Hari yang dijanjikan ketika Allah menyelamatkan Nabi-nya, Ibrahim dari api Raja Namrud.
Hari ketika air memancar dari dapur
bahtera (perahu) Nabi Nuh sebagai
symbol atas kebangkitan baru bagi manusia
supaya kembali beriman kepada Allah SWT. Hari ketika Allah mengajak bicara kepada nabi-Nya, Musa dari atas bukit
Sinai.Hari kelahiran Isa
Al-Masih.Selanjutnya, hari kelahiran makhluk Allah yang
paling mulia, Nabi pembawa rahmat, Muhammad Saw. Begitu pula dengan hari turunnya wahyu
sebagai symbol dimulainya dakwah kepada islam dan dan peristiwa-peristiwa di hari itu berupa
Lailatul Qadar. Hari diwajibkannya sholat selama perjalanan
Mi’raj.Selanjutnya, hari dialihkannya arah kiblat dan kembalinya
kaum muslimin menghadap ka’bah dalam arah sholatnya.Hari
Hijrah Kubra yang merupakan
symbol dimulainya ‘Negara Islam Raya’.Hari Hunain dan
hari-hari kaum muslimin dalam peperangn-peperangan lainnya.Hari
Raya Idul Fitri dan Idul Adha,
dan hikmahnya secara syari’at dari Allah SWT. Hari Arafah. Kemudian Hari wafatnya utusan
untuk umat manusia, Nabi Muhammad Saw.Terakhir adalah Hari Kiamat, sebagai
mana dikabarkan oleh Tuhan semesta
alam yang menjadi akhir dari hari-hari
yang ada di dunia.Bahkan, hari terakhir dari
seluruh alam semesta. Hanya Allah yang Mengetahui kira-kiranya dan perincian atas
peristiwa yang akan
terjadi, meskipun Al-Qur’an
juga telah mengabarkan sebagiannya kepada kita.
Allah Swt menciptakan hari-hari adalah agar manusia menghabiskan hari-hari tersebut untuk beribadah kepada-Nya, melakukan berbagai aktivitas untuk mengharap ridha-Nya. Semua yang diciptakan Allah tujuannya tidak lain adalah
untuk menambah keimanan seseorang. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau tanpa maksud
dan tujuan. Semua ada hikmah, maksud, tujuan dan manfaatnya bagi manusia.
Hari-hari menurut Allah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
Ada tiga perkara penting yang sama sekali
tidak bisa jauh dari tema
utama yang ada dalam lembaran-lembaran buku ini. Yaitu:
Perkara pertama, berhubungan sangat erat dengan
pendefenisian secara bahsa maupun secara
ilmiah mengenai kata yaumyang berarti hari atau ayyam
yang merupakan bentuk jamak dari kata yaum berarti hari-hari.Bahkan terdapat perbedaan pendapat tentang makna al-ayyam.Perbedaan pendapat tersebut dimungkinkan karena pada awalnya Ahli
tafsir berpegang teguh pada makna
harfiyah atau secara lughowi atas kata ayyam yang artinya hari-hari, baik kira-kiranya adalah 24 jam sebagaimana yang ada di bumi, atau
seribu tahun sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah SWT. Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa makna kata ayyam di sini yang dikehendaki oleh Allah adalah periodes asi.
Perkara kedua, menuntut kepada kita bahwa
pentingnya menjelaskan perbedaan-perbedaan besar antara hari-hari Allah dengan hari-hari manusia.Atau dengan penamaan baru atas
dua macam hari-hari tadi (hari-hari Allah dan hari-hari manusia) yaitu hari langit
atau hari-hari Rabbani dengan hari bumi atau
hari-hari manusia.Antara hari-hari Allah dan hari-hari manusia mempunyai perbedaan yang sangat besar yang perlu dan penting
untuk dijelaskan. Hari-hari allah
disebut juga dengan hari langit
dan hari manusia disebut juga dengan hari
bumi. Perhitungan manusia tentang
hari-hari yang ada di bumi berbeda dengan
perhitungan hari-hari menurut Allah. Sebagaimana
firman Allah dalam Al-qur’an, yang artinya: “sesungguhnya sehari di sisi tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu’.
(Al-hajj:4). Perhitungan
manusia terhadap hari disertai dan
berhubungan dengan perputaran bumi.Sedangkan alam semesta diciptakan
Allah sangatlah luas.Dengan
demikian, hari dalam hitungan alam semesta lebih
besar dan lebih luas daripada
perhitungan hari di bumi.Hari dalam hitungan Allah ditimbang dengan ukuran alam
semesta yang sangat luas dan tidak
terhitung kira-kiranya. Milik allah
yang ada di alam semesta memanjang dan sangat luas
sehingga tidak ada yang bisa mengetahuinya
kecuali Allah semata.
Perkara terakhir, ini adalah hal paling penting dalam realitasnya
karena berkaitan erat dengan penjelasan
yang sempurna yang telah tercantum dalam ayat-ayat Allah di dalam
Al-Qur’an mengenai hari.Dan
ditambah lagi dengan hari-hari dan penamaannya yang dijelaskan di dalam Hadist Nabi Muhammad Saw.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan