https://baliexpress.jawapos.com/
Lagi,
takdir Tuhan menyapa kita kembali
Kala rembulan bergelayut manja di gelapnya
angkasa raya
dan gemerisik angin yang sibuk menidurkan
pepohonan.
Kau bergegas melangkah, meniadakan jarak yang membentang
keadaan,
Membawa sebongkah senyum dalam pengharapan
Dan kau pun mencampakkan malam,
merutuki suara bising hewan malam yang
mengusik kebersamaan.
Kau terpaku menatapku, membiarkan angin
menggelitik kerinduan menyusup perlahan.
“Kira-kira,
rencana indah apalagi yang Tuhan berikan ?”
Malam membisikkan tanyamu ke telingaku.
Do’aku, “ Aku hanya berharap, pertemuan ini dan
selanjutnya tak berbatas waktu dan tak sekedar mengumbar rindu.”
Kau tersenyum menatapku,
mengamini seuntai do’a yang aku semogakan.
dan aku tak menyalahkan deburan rasa yang kian menjalar.
Mengutuk angan semu yang telah menjadi realita.
“Tak ada yang tak mungkin” kau menjawab
keraguan,
Membayar tanya yang sebelumnya menggantung
di udara.
Ringkikan sunyi mengendap perlahan,
Sebelum kau undur diri, kau mengedipkan rasa
dalam diam.
Aku mengangguk, merelakan kepergianmu untuk
berpulang.
Akupun berlalu, dan hanyut bersama sepi yang
menyulap malam.
19 Oktober 2015
Baca juga:
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan