Oleh: Anna Zakiah Derajat
Teknologi media massa membawa
kompleksitas hubungan komunikasi manusia. Setiap manusia menjadi memakai wacana
pesan yang berbeda dari sifat personal dan kelompok. Ruang sosial peristiwa berita
berkembang selaras dengan kebutuhan masyarakat dalam membuat pola interaksi
sosialnya melalui media massa. Media massa, dalam perkembangannya, kemudian
menginstruksikan wacana teks yang unik. Karakteristik pesan jurnalistik, sebagai
bagian dari komunikasi massa, menjadi memiliki keunikan.
Sebagai seorang jurnalis,
haruslah mengerti bagaimana mengolah
berita semenarik mungkin; selain itu harus mampu bersifat komunikatif yang
dapat mempengaruhi pembacanya. Di era digital seperti saat ini, menjadi seorang
jurnalis akan terasa mengasyikan bukan hanya karena akses yang mudah tetapi
juga zaman sekarang apapun bisa didapatkan tanpa perlu banyak keringat. Selain
itu, keseruan menjadi jurnalis adalah memilah serta memastikan semua informasi
dari an narasumber itu akurat dalam sampaian dan muatannya atau setidaknya
telah dicek sebelum dilempar ke publik.
Data-data yang ditawarkan
seorang jurnalis haruslah sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Di sini,
seorang jurnalis dituntut untuk netral dalam menginformasikan data-datanya.
Karena jurnalis adalah sosok yang wajib mengolah informasi sebelum mengirim
umpan ke penyerang dalam kasus ini—publik. Apalagi dengan arus informasi
sebelum yang kini begitu banyak
dan belum tentu benar.
Jurnalis adalah motor yang
perlu melakukan verifikasi dan tidak sembarang mengoper konten ke khalayak.
Kali ini, Lembaga Pers Mahasiswa
Al-Bayaanaat dengan sangat antusias mengadakan Pelatihan Kepenulisan yang
diadakan pada tanggal 3 November 2018 dengan mengusung tema “Menulis Kata Menjejak
Fakta”. Acara ini diisi oleh tiga pemateri yaitu Bernando J. Sujibto, Drs.
Mustari, M.Hum., Fazabinal Alim, S.Hum. yang mana ketiganya merupakan
orang-orang yang aktif di bidang jurnalistik, sastra Arab, dan literasi secara
umum. Mengapa demikian, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa
Al-Bayaanaat ini sendiri merupakan wadah yang dibentuk untuk menyelaraskan
antara bahasa, sastra, dan isu-isu yang terhangat di sekitar. Acara ini dibagi
menjadi dua sesi, sesi pertama adalah materi yang dilaksanakan di ruang Munaqosyah Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Sesi yang kedua merupakan pengaplikasian dari hasil materi yang
telah disampaikan—yang kemudian
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok fiksi dan non fiksi. Untuk
kelompok fiksi sendiri dinaungi oleh Bernando J. Sujibto dan Fazabinal Alim.
Sedangkan, untuk kelompok non fiksi dinaungi oleh Drs. Mustari, M.Hum.
Baca Juga:
Puisi: Alat Perlawanan Penyair Palestina
Ketiadaan
Istilah Politik Menjelang Pemilihan Presiden 2019
Baca Juga:
Puisi: Alat Perlawanan Penyair Palestina
Ketiadaan
Istilah Politik Menjelang Pemilihan Presiden 2019
Tujuan diadakannya acara
ini adalah untuk memberikan pelatihan
kepada anggota baru Al-Bayaanaat sendiri pada khususnya, dan untuk memberikan
pelatihan pada peserta lain pada umumnya. Acara ini sangat disambut oleh
mayoritas mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada
acara ini tercatat jumlah peserta yang hadir adalah 60 orang dari berbagai kalangan.
Dengan adanya acara ini diharapkan kepada seluruh peserta dapat mengambil
pengalaman yang kemudian diaplikasikan di kegiatannya sehari-hari.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan