Tidak dapat memungkiri di zaman sekarang
ini, banyak orang berlomba-lomba dalam ajang kepopuleran dirinya di mata dunia.
Melakukan hal yang menjadi daya tarik orang lain tanpa berpikir sisi kebenaran dan
kelayakan semata-mata agar terlihat mentereng di mata publik. Dengan
kecanggihan media social yang serba instan bahkan orangnya cenderung bersikap
instan seperti matang pisang karbitan.
Dari pandangan dan persepsi yang
menjadi jalan kepopuleran seseorang sudah tidak dapat dibedakan pola pikir
orang bodoh yang tak ingin kalah terkenal dari orang –orang multitalen dan
orang cerdas yang tak ingin dibilang o’on
hanya karena tak terkenal di mata dunia. Banyak oknum yang berseliweran
membentuk keganjalan dalam pikiran masyarakat, entah bersifat keagamaan, kriminal,
dan sebagainya sehingga banyak pihak yang memberi masukan sebagai bentuk evaluasi
bersama ke depan.
Mengingat kasus Ustadzah Nani yang
juga sempat menggemparkan publik mengenai kesalahan penulisan ayat Al-Quran
pada acara Metro TV beberapa bulan lalu, sudah tak asing dan mungkin sudah basi
bagi khalayak umum untuk diperbincangkan, namun sampai saat ini, keganjalan
masih tak tersembuhkan dalam kehidupan sekarang.
Terlepas siapa yang menjadi penyebab
terjadinya kesalahan dalam redaksi ayat Al-Quran surat al-ankabut tesebut dalam
program “ syiar kemuliaan ” di Metro TV, banyak pihak yang memberi masukan
diantaranya perlu diadakannya semacam sertifikasi bagi ustadz/ ustadzah
sehingga ketika mereka tampil di ranah public dipastikan telah memiliki
kemampuan yang mempuni. Masukan tersebut yang berbentuk evaluasi mungkin sulit
untuk dilakukan mengingat zaman sekarang banyak orang hidup karbitan dengan
mudah menyandang atau disandangkan gelar ustaz/ustazah hanya karena mengucapkan
beberapa firman Allah atau hadist di depan masyarakat.
Tidak ada kepastian yang jelas dalam kasus
tersebut penyebab kesalahan tulisannya meskipun banyak media yang
menginformasikan bahwa kesalahan tulisan tersebut karena kesalahan sistem yang
membuat tulisan itu salah dan tentu hal tesebut sudah diklarifikasi sebagai
kesalahan yang tidak disengaja dan telah dimaafkan, namun hal itu sangat tidak
logis kalau dalam acara serius seperti itu bahkan yang sifatnya bisa
mempengaruhi masyarakat umum dengan ceramah Ustazah Nani sampai lalai dalam persiapan
yang maksimal mengenai sistem yang akan digunakan sebelum acara dimulai. Sangat
tampak pula dari segi penulisan yang sangat buruk untuk dibaca seperti tulisan
orang yang tidak pernah belajar menulis Arab.
Hal itu menandakan bahwa kesalahan
tersebut bukan karena ada unsur kesengajaan dari Ustadzah Nani sendiri ataupun
pihak lain melainkan karena kurangnya pengetahuan dari penulisan Arab. Dari
berbagai kasus di zaman sekarang seperi kasus Ustazah Nani di atas, kita bisa
mengambil pelajaran dan menjadikannya evaluasi bersama bahwa popularitas seseorang
ataupun kurangnya pengetahuan dan wawasan yang luas perlu untuk kita telaah dan
intropeksi kembali bahwa hal itu sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
dan gegabah adalah hal yang perlu kita singkirkan dalam setiap melakukan
tindakan apalagi di mata publik.
0 Komentar
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan pembahasan